Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan global paling mendesak yang memberikan dampak nyata terhadap sistem pangan dunia. Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2023 menyebutkan bahwa perubahan iklim telah memengaruhi sistem pangan global, di antaranya memengaruhi produktivitas tanaman, ketersediaan pangan, dan harga bahan makanan pokok. Di Indonesia, krisis ini diperparah dengan ketergantungan pada pangan impor dan rendahnya diversifikasi pangan lokal. Padahal Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis sumber protein, 228 jenis sayuran, dan 389 jenis buah-buahan yang dapat dimanfaatkan secara optimal.
Di samping krisis iklim, pemborosan makanan juga masih menjadi isu yang mendesak. Indonesia tercatat sebagai negara dengan sampah makanan terbesar kedua di dunia dan terbesar di Kawasan Asia Tenggara. Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan bahwa komposisi sampah makanan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mencapai 41,5% dari total sampah yang dihasilkan di Indonesia. Tingginya angka ini mencerminkan belum optimalnya sistem pangan yang berkelanjutan serta masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi yang bijak dan bertanggung jawab.
Kondisi ini menjadi panggilan penting untuk melibatkan generasi muda dalam menghadapi tantangan krisis iklim dan pangan. Peningkatan literasi yang mengaitkan isu iklim dengan pola konsumsi dan sistem pangan menjadi kunci untuk mendorong perubahan. Lebih dari sekadar pengetahuan, generasi muda juga perlu dibekali dengan keterampilan praktis untuk mendukung upaya adaptasi dan mitigasi berbasis solusi nyata, guna meningkatkan resiliensi di era perubahan iklim.
Dalam upaya meningkatkan keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tim pengabdian kepada masyarakat Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM menyelenggarakan Practical Session dalam rangkaian kegiatan “Youth Climate Food Camp” pada 22 Juni 2025 di Kantor Subdirektorat Pengembangan Karakter Direktorat Kemahasiswaan UGM. Tim Pengabmas ini diketuai oleh Farah Faza, S.Gz, M.Gizi. dan didukung oleh anggota tim, yaitu Marina Hardiyanti, S.Gz, M.Sc., Aviria Ermamilia, S.Gz, M.Gizi, Dietisien, dan Dr. Artnice Mega Fathimah, M.Eng. Kegiatan ini juga didukung oleh staf tenaga kependidikan, yaitu Safira Tasya Amelia, S.Gz, Dietisien dan Millean Rahman Hakim, S.Gz., Dietisien serta mahasiswa S1 Gizi, yaitu Annisa Fitria Nur Azizah dan Shahnaz Raishaffi Kinanti.
Kegiatan ini terdiri dari beberapa sesi, kegiatan dimulai dengan Workshop Penyusunan Menu Ramah Iklim yang menghadirkan praktisi sustainable lifestyle, Manik Nur Hidayati, S.Gz., M.P.H. Dalam sesi ini, peserta diajak mengenal berbagai sumber pangan lokal alternatif yang lebih beragam, bergizi, dan tentunya rendah emisi karbon, seperti jagung, talas, ubi ungu, sorgum, serta sayuran lokal seperti genjer, lembayung, dan daun katuk. Mbak Manik juga memberikan tips membangun kebiasaan konsumsi pangan yang beragam dan meminimalisir sisa makanan dengan cara mengolah ulang menjadi menu baru yang lezat.
Setelah sesi inspiratif tersebut, peserta dibagi ke dalam lima kelompok untuk melakukan praktik penyusunan menu sehat dan ramah iklim. Masing-masing kelompok diberi waktu terbatas untuk memilih bahan makanan dari mini pantry yang telah disediakan. Bahan-bahan tersebut kemudian digunakan untuk menyusun menu sekaligus menghitung jejak karbon yang dihasilkan dari menu yang disusun. Kemudian, setiap kelompok mempresentasikan hasilnya kepada kelompok lain secara bergiliran. Sesi ini mendorong peserta untuk berpikir kreatif dan mempertimbangkan dampak lingkungan dari pilihan pangan mereka sehari-hari.
Sesi selanjutnya yaitu dinamika kelompok dan studi kasus, setiap kelompok akan diberikan skenario tantangan terkait isu pangan dan lingkungan. Peserta diharapkan dapat mengidentifikasi akar masalah serta merancang solusi yang relevan dan dapat diaplikasikan. Hasil diskusi kemudian dipresentasikan untuk memperkaya wawasan dan perspektif di antara kelompok. Menjelang akhir kegiatan, peserta mengikuti sesi Refleksi Diri dengan metode one-minute paper untuk menyadari peran mereka dan menuliskan aksi nyata yang siap mereka lakukan demi mendukung keberlanjutan. Selain itu, digalakkan pula kampanye “3 Days Challenge” sebagai ajakan kepada peserta untuk memulai kebiasaan konsumsi pangan yang lebih bijak dan ramah iklim dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari kalangan umum dan mahasiswa S1-S2, tidak hanya dari Yogyakarta, tetapi juga dari luar kota seperti Surakarta. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, tim berharap dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsumsi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Tags:
SDGs 3; SDGs 4; SDGs12; SDGs 13; Kehidupan sehat dan sejahtera; Pendidikan berkualitas; Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab; Penanganan Perubahan Iklim.
Referensi:
Badan Pangan Nasional (2024). Diversifikasi lewat pangan lokal dioptimalkan, kolaborasi seluruh elemen masyarakat jadi kunci andalan. Diakses pada: https://badanpangan.go.id/blog/post/diversifikasi-lewat-pangan-lokal-dioptimalkan-kolaborasi-seluruh-elemen-masyarakat-jadi-kunci-andalan.
International NGO Forum on Indonesian Development (2023). Indonesia penyumbang sampah makanan terbanyak se-ASEAN. Diakses pada: https://infid.org/indonesia-penyumbang-sampah-makanan-terbanyak-se-asean/
IPCC (2023). Sixth Assessment Report: Impacts, Adaptation, and Vulnerability. Diakses pada: https://www.ipcc.ch/report/ar6/wg2/.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (2022). Komposisi sampah nasional – SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional). Diakses pada: https://sipsn.kemenlh.go.id/sipsn/public/data/komposisi.
United Nations Environment Programme (2021). Food Waste Index Report 2021. Nairobi: United Nations Environment Programme. Report No: 978-92-807-3868-1. Diakses pada: https://www.unep.org/resources/report/unep-food-waste-index-report-2021
WWF-UK (2021). Driven to waste: The global impact of food loss and waste on farms. Diakses pada: https://www.worldwildlife.org/publications/driven-to-waste