Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan global paling mendesak yang memberikan dampak nyata terhadap sistem pangan dunia. Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2023 menyebutkan bahwa perubahan iklim telah memengaruhi sistem pangan global, di antaranya memengaruhi produktivitas tanaman, ketersediaan pangan, dan harga bahan makanan pokok. Di Indonesia, krisis ini diperparah dengan ketergantungan pada pangan impor dan rendahnya diversifikasi pangan lokal. Padahal Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis sumber protein, 228 jenis sayuran, dan 389 jenis buah-buahan yang dapat dimanfaatkan secara optimal.
Foto Kegiatan
Krisis iklim saat ini bukan lagi isu perubahan cuaca mendadak, melainkan sebuah ancaman yang berdampak luas terhadap aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi, kesehatan, dan ketahanan pangan. Bencana cuaca ekstrem seperti kekeringan, kebakaran hutan, dan banjir tidak hanya mengganggu aktivitas fisik manusia serta menimbulkan kerugian materiil, tetapi juga secara langsung mengganggu stabilitas sistem pangan dan memperburuk kesehatan mental masyarakat. Meningkatnya kasus eco-anxiety serta kelangkaan pangan di berbagai wilayah menjadi bukti nyata bahwa dampak krisis iklim telah dirasakan secara langsung.
Dalam suasana yang lancar dan penuh khidmat, Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar upacara pengukuhan Guru Besar bagi Prof. Dr. Lily Arsanti Lestari, S.T.P., M.P. pada Selasa, 27 Mei 2025, di Balai Senat UGM. Acara ini menjadi momen kebanggaan bagi civitas akademika UGM, keluarga, serta kolega yang hadir untuk menyaksikan pencapaian luar biasa dalam Bidang Ilmu Gizi dasar. Prof. Lily menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Pengembangan Produk Pangan Olahan Berbasis Bahan Baku Lokal untuk Intervensi Gizi dan Kesehatan” yang menggambarkan dedikasi beliau dalam mengembangkan inovasi pangan lokal untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
Indonesia saat ini tercatat sebagai salah satu negara penghasil sampah makanan tertinggi di Asia Tenggara. Jutaan ton makanan terbuang setiap tahunnya dan membusuk di tempat pembuangan akhir menghasilkan gas metana yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Ironisnya, di tengah melimpahnya sampah makanan, Indonesia masih menghadapi krisis kelaparan, data dari Our World in Data tahun 2021 mencatat sebanyak 38.860 kematian akibat malnutrisi.
Menggapi isu tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat FK-KMK UGM yang diketuai oleh Marina Hadiyanti, S.Gz., M.Sc. dari Departemen Gizi Kesehatan, melakukan pendampingan pada Komunitas Berbagi Bites Jogja dalam upaya pengurangan food waste. Komunitas BBJ merupakan komunitas di bawah naungan Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada yang memiliki misi menyelamatkan makanan berlebih dan mendistribusikan kepada yang membutuhkan. Kegiatan ini juga didukung oleh pendanaan melalui skema Hibah Integrasi Damas Abdimas FK-KMK UGM Tahun 2025.
Pola hidup gizi seimbang perlu dikenalkan sedari dini, salah satunya melalui lingkungan sekolah. Kegiatan lomba membuat bento sesuai dengan pedoman “Isi Piringku” dirancang untuk mengenalkan dan menerapkan komposisi makanan yang sehat dan menarik yang mendorong siswa untuk mengaplikasikan konsep gizi seimbang secara langsung. Adanya lomba ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan edukasi interaktif mengenai gizi seimbang yang sebelumnya telah disampaikan kepada para siswa.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim edukator “Healthy Canteen” dibawah bimbingan Ibu Marina Hardiyanti, S.Gz., M.Sc., selaku koordinator Healthy Canteen, dengan dukungan penuh dari pihak sekolah serta wali murid. Peserta lomba terdiri dari siswa yang bekerja secara individu untuk merancang dan menyiapkan kotak makan siang (bento) menggunakan bahan makanan matang dan bergizi sesuai arahan yang telah diberikan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di SDN Ngupasan, SDN Ngupasan, SDN Mendungan I, dan SDN Kyai Mojo dengan total peserta 95 orang.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang diharapkan dapat menjadi model intervensi gizi berbasis sekolah yang dapat secara efektif mengatasi masalah gizi pada remaja. Indikator keberhasilan program MBG pada aspek output berupa tersalurkannya makanan bergizi kepada sasaran peserta dan terlaksananya edukasi gizi kepada sasaran peserta. Komponen MBG berupa satu paket menu makanan lengkap yang memenuhi standar gizi dan edukasi gizi, yang sudah dimulai pelaksanaannya mulai tanggal 6 Januari 2024 di seluruh Indonesia.
Anak usia TK, yakni 3-5 tahun, berada pada masa pertumbuhan dimana mereka sudah memiliki pilihan kesukaan terhadap makanan ataupun jajanan. Perhatian khusus terhadap jumlah dan variasi makanan untuk memenangkan pilihan anak terhadap makanan yang lebih sehat dan bergizi seimbang perlu menjadi perhatian bagi orang tua dan guru sebagai pendukung perkembangan anak. Maka dari itu, untuk mewujudkan pemberian makan yang lebih sehat bagi anak TK, sekelompok mahasiswa gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) yaitu Queen, Nadia, Luthfiyah, dan Shilfia di bawah bimbingan Ibu Marina Hardiyanti, S.Gz., M.Sc. melaksanakan kegiatan edukasi gizi seimbang yang secara khusus mentargetkan guru dan wali murid TK di Kota Yogyakarta, DIY diantaranya TK Negeri 5, TK Negeri Pembina, TK ABA Mubarok, dan TK ABA Al Ishlah.
Kondisi pengelolaan sampah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami tekanan besar sejak ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan secara permanen. Dengan tak lagi berfungsinya TPA tersebut, masyarakat Sleman dituntut untuk mengelola sampah secara mandiri atau membangun fasilitas pembuangan sementara. Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang masih membuang sampah secara liar yang justru memperburuk isu lingkungan. Padahal, pengelolaan sampah yang tepat dapat menjadi solusi dalam mengatasi krisis sampah. Sisa-sisa makanan maupun sampah rumah tangga merupakan jenis sampah yang paling mendominasi. Oleh karena itu, upaya pengelolaan perlu dimulai dari sumbernya—yakni di tingkat rumah tangga.
Desain Besar Olahraga Nasional atau DBON melalui UU No 11 Tahun 2021 menjadi panduan untuk seluruh elemen dalam penyelenggaraan keolahragaan nasional. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 menjawab kebutuhan tersebut dengan melakukan pembentukan sentra pembinaan olahraga di 4 Provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengan dan Jawa Timur. Dalam pembinaan tersebut melibatkan penerapan sport science yang terintegrasi guna mendampingi proses pembinaan atlet yang optimal. Profesi yang tergabung dalam sport science yaitu dokter spesialis keolahragaan, performa analis, ahli gizi olahraga, ahli psikologi olahraga, ahli fisioterapi, masseur olahraga, ahli fisiologi olahraga, ahli biomekanika olahraga, big data analysis, dan pelatih fisik diharapkan dapat menunjang performa atlet. Sebagian besar tenaga sport science merupakan tenaga Kesehatan yang dituntut mampu melakukan peran sesuai bidang kepakarannya agar dapat mendukung proses latihan atlet yang optimal. Studi yang dilakukan berfokus pada kajian refleksi penerapan sport science di sentra olahraga dengan prioritas pada tenaga keolahragaan ahli gizi, ahli fisioterapi, ahli psikologi, dan ahli biomekanika Olahraga yang merupakan bidang yang paling erat kaitannya dengan pembentukan performa atlet.
Pada bulan April 2025 telah dilaksanakan Edukasi Pembatasan Gula, Garam, dan Lemak (GGL) kepada para murid dan wali kelas di SDN Kyai Mojo, SDN Ngupasan, dan SDN Mendungan I. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program “Healthy Canteen” yang diketuai oleh Ibu Marina Hardiyanti, S.Gz., M.Sc. Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa semakin memahami batasan gula, garam, dan lemak serta cara mengurangi asupan GGL dengan membaca nutrition facts pada kemasan makanan sehingga para siswa dapat mengurangi konsumsi GGL berlebih untuk mencegah karies gigi.