Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan global paling mendesak yang memberikan dampak nyata terhadap sistem pangan dunia. Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2023 menyebutkan bahwa perubahan iklim telah memengaruhi sistem pangan global, di antaranya memengaruhi produktivitas tanaman, ketersediaan pangan, dan harga bahan makanan pokok. Di Indonesia, krisis ini diperparah dengan ketergantungan pada pangan impor dan rendahnya diversifikasi pangan lokal. Padahal Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis sumber protein, 228 jenis sayuran, dan 389 jenis buah-buahan yang dapat dimanfaatkan secara optimal.
SDGs 13. Climate Action
Indonesia saat ini tercatat sebagai salah satu negara penghasil sampah makanan tertinggi di Asia Tenggara. Jutaan ton makanan terbuang setiap tahunnya dan membusuk di tempat pembuangan akhir menghasilkan gas metana yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Ironisnya, di tengah melimpahnya sampah makanan, Indonesia masih menghadapi krisis kelaparan, data dari Our World in Data tahun 2021 mencatat sebanyak 38.860 kematian akibat malnutrisi.
Menggapi isu tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat FK-KMK UGM yang diketuai oleh Marina Hadiyanti, S.Gz., M.Sc. dari Departemen Gizi Kesehatan, melakukan pendampingan pada Komunitas Berbagi Bites Jogja dalam upaya pengurangan food waste. Komunitas BBJ merupakan komunitas di bawah naungan Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada yang memiliki misi menyelamatkan makanan berlebih dan mendistribusikan kepada yang membutuhkan. Kegiatan ini juga didukung oleh pendanaan melalui skema Hibah Integrasi Damas Abdimas FK-KMK UGM Tahun 2025.