• UGM
  • FKKMK
  • Akademik
  • SIMASTER
  • Konsultasi Gizi
  • IT Center
  • Library
  • Webmail
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Departemen
Gizi Kesehatan
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Dosen
      • Dosen Divisi Gizi Klinik
      • Dosen Divisi Gizi Masyarakat
      • Dosen Divisi Manajemen Penyelenggaraan Makanan
      • Dosen Divisi Gizi Molekuler
      • Dosen Divisi Gizi Olahraga
      • Dosen Divisi Pangan Fungsional
    • Tenaga Kependidikan
    • Jaminan Mutu
      • Rencana Strategis dan Rencana Operasional 2018 – 2022
      • Rencana Induk Penelitian Departemen Gizi Kesehatan 2016-2025
      • Rencana Induk Pengabmas Departemen Gizi Kesehatan 2016-2025
      • Hasil Survei Pemahaman Visi Misi
      • Hasil Tracer Study
      • Akreditasi
  • Akademik
    • Program Studi Sarjana Gizi
      • Tentang Program Studi
      • Filosofi Pembelajaran
      • Profil Lulusan
      • Capaian Pembelajaran Lulusan
      • Mata Kuliah
      • Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS)
      • Kalender Akademik
      • Ujian
      • Buku Panduan Akademik
      • Buku Panduan Skripsi
    • Program Studi Profesi Dietisien
      • Tentang Program Studi
      • Visi Misi Tujuan Program Studi
      • Capaian Pembelajaran Lulusan
      • Mata Kuliah
      • Biaya Studi
      • Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru
      • Hasil Seleksi Mahasiswa Baru
      • Buku Panduan Akademik (Profesi Dietisien)
      • Kalender Akademik
    • Fasilitas Sarana Prasarana
      • Laboratorium
      • Unit Perpustakaan dan Teknologi Informasi FK-KMK UGM
      • Peta Fasilitas Kampus FK-KMK UGM
  • Kemahasiswaan
    • Info Mahasiswa
    • Prestasi dan Aktivitas Ko-kurikuler Mahasiswa
    • HIMAGIKA
    • Alumni
      • KAGIKA
      • KAGAMA FK-KMK
      • Unit Alumni FK-KMK
  • Layanan
    • Administrasi Akademik & Kemahasiswaan
      • Pendaftaran Seminar Proposal (S-1)
      • Pendaftaran Ujian Pendadaran Skripsi (S-1)
      • Administrasi Penelitian Mahasiswa
      • Pendaftaran Mahasiswa Berprestasi
      • Layanan Rekomendasi Beasiswa
    • OPTIMUM (Online Pendukung Administrasi Umum)
      • Izin Penelitian/Pengabmas
      • Ethical Clearance Dosen
      • Reimbursement Article Processing Charge (APC)
      • Insentif Kepenulisan Publikasi Internasional
      • Kontributor Konten Website
      • Undangan Rapat
      • Surat Umum Lainnya
    • NAGIH (Layanan Kepegawaian Gizi Kesehatan)
      • Surat Tugas dan SPPD
      • Bantuan Dana Seminar Ilmiah Dalam/Luar Negeri
      • Permohonan Surat Cuti Kerja
    • Peminjaman Alat Laboratorium
    • Permohonan Kunjungan/Visitasi
  • Penelitian dan Publikasi
  • Downloads
  • Beranda
  • Berita
  • Selamat Hari Gizi Nasional Ke-62: Refleksi Peran Ahli Gizi oleh Dietisien Baru

Selamat Hari Gizi Nasional Ke-62: Refleksi Peran Ahli Gizi oleh Dietisien Baru

  • Berita, Foto Kegiatan
  • 25 Januari 2022, 14.12
  • Oleh: Umi Salamah
  • 0

Bertepatan dengan Hari Gizi Nasional ke-62 pada tanggal 25 Januari 2022, Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM menyelenggarakan pelantikan Dietisien Baru periode II yang diikuti oleh peserta pendidikan Profesi Dietisien batch ke-3. Pengalaman bekerja bersama dan mendapatkan mentoring ahli gizi profesional telah diperoleh selama satu tahun menempuh pendidikan profesi. Kesan-kesan mengenai ahli gizi yang bertugas pun direfleksikan oleh beberapa dietisien muda:

“Profesi gizi merupakan profesi yang termasuk dalam bidang pelayanan masyarakat sehingga seorang ahli gizi merupakan seseorang yang mengabdikan diri dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan derajat 

kesehatan masyarakat, mencerdaskan bangsa, dan mengembangkan ilmu gizi, serta meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat. Dalam menjalankan profesi ahli gizi, terdapat etika profesi yang merupakan tuntunan perilaku profesional seorang tenaga gizi dalam melakukan pelayanan gizi sesuai dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh dari pendidikan formal dan nonformal. Tidak menutup kemungkinan terdapat permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan kode etik di lapangan, baik disebabkan dilema etik maupun adanya konflik kepentingan. Salah satu masalah etik profesi yang mungkin terjadi adalah mempromosikan produk makanan tertentu dengan tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan yang dapat menyesatkan masyarakat atau menyebabkan salah interpretasi. Contohnya adalah penggunaan susu formula untuk bayi yang baru dilahirkan di rumah sakit. Semua ibu yang melahirkan di tempat saya praktik disarankan untuk langsung menyusui bayinya. Ketika terdapat kendala yang menyebabkan ibu tidak bisa menyusui, ibu akan diberikan informed consent terlebih dahulu terkait pemberian susu formula pada bayi.”

“Di rumah sakit tempat saya mengikuti rotasi, penggunaan produk enteral komersial disesuaikan dengan kebutuhan pasien, sehingga ahli gizi akan memilih menggunakan enteral dari bahan alami non komersial apabila pasien belum membutuhkan produk enteral komersial. Hal ini tetap diterap

kan sehingga tidak terpengaruh penawaran dari sales produk enteral komersial. Pasien yang sudah cukup diberi enteral non susu tidak dipaksa harus memberikan enteral komersial di rumah, bahkan diberikan edukasi cara pembuatan enteral non susu. Dengan begitu, pasien tidak terbebani dengan biaya enteral komersial yang lebih mahal daripada enteral buatan sendiri. Selain itu, pemilihan jenis merek susu enteral juga didasarkan pada kualitasnya, bukan karena adanya kerjasama dengan salah satu merek tertentu.”

“Kewajiban seorang ahli gizi salah satunya adalah menjalankan profesinya berdasarkan prinsip keilmuan, informasi terkini dan dalam menginterpretasikan informasi hendaknya objektif tanpa membedakan individu dan dapat menunjukkan sumber rujukan yang benar. Dalam menjalankan peran sebagai ahli gizi, terkadang terdapat tradisi-tradisi di institusi yang sudah berlangsung lama dan sulit diubah meskipun hal tersebut tidak sesuai standar. Petugas lain yang bekerja lebih lama dibandingkan ahli gizi terkadang menimbulkan rasa sungkan bagi ahli gizi untuk menegur atau menguba

h tradisi yang sudah lama dijalankan. Salah satu tradisi yang berlangsung lama di instalasi gizi adalah mengolah makan pagi untuk pasien pada sore hari di hari sebelumnya, kemudian akan dipanaskan kembali ketika hendak dilakukan pemorsian. Padahal, makan pagi seharusnya dimasak pada pagi hari tepat sebelum diporsikan dan didistribusikan. Satu uraian tugas ahli gizi yaitu menyelia sistem penyelenggaraan makanan serta wewenangnya untuk mengemukakan pendapat demi kemajuan instalasi gizi. Sehingga, apabila ahli gizi merasa kegiatan tersebut tidak sesuai dengan peraturan dan standar operasional yang ditetapkan oleh rumah sakit, ia berhak untuk menyampaikan pendapat serta melakukan perbaikan prosedur dalam jadwal pengolahan makanan pasien.”

“Kegiatan pemorsian diet di rumah sakit dilakuk

an oleh tenaga pramusaji dengan pengawasan ahli gizi sesuai dengan standar diet dan standar porsi yang telah ditetapkan. Dalam praktiknya, pemorsian makanan pokok bagi pasien anak-anak disamaratakan dengan pasien dewasa sehingga tentu tidak sesuai dengan kebutuhan pasien dan menyebabkan permasalahan monitoring asupan gizi berdasarkan standar diet rumah sakit (kemungkinan timbulnya sisa makanan pasien yang tinggi karena porsi yang terlalu besar). Ahli gizi sudah mengupayakan untuk menyediakan alat pemorsian khusus untuk pasien anak tetapi tidak bisa selalu memonitor jalannya pemorsian makanan pasien karena keterbatasan waktu dan tenaga yang dimiliki. Hal tersebut menjadi dilema karena di satu sisi ahli gizi harus memberikan layanan sesuai dengan prinsip keilmuan. Namun, di sisi lain ahli gizi juga harus mempertimbangkan untuk memberikan pengertian yang sebaik-baiknya kepada tenaga di lapangan tanpa membuat karyawan tersebut merasa tidak nyaman dalam melaksanakan tugasnya.”

“Jam makan siang selalu menjadi momen menarik untuk mengamati ahli gizi di rumah sakit. Setelah berotasi di beberapa rumah sakit, saya menyadari bahwa ahli gizi sangat menghargai jam makan siang. Tidak seperti profesi lain yang mungkin melanjutkan pekerjaan saat jam makan atau menunda makan, sebagian besar ahli gizi menggunakan jam tersebut untuk makan secara teratur. Mahasiswa praktik juga didorong untuk menggunakan jam istirahat siang tersebut untuk makan. Akan tetapi, menurut pengamatan saya, masih belum semua ahli gizi menerapkan apa yang mereka ajarkan kepada pasien, misalnya masih ada ahli gizi yang makan tanpa sayur atau kurang menyukai buah untuk selingan. Saya dapat membayangkan ketika klien atau masyarakat melihat bahwa ahli gizi yang mengedukasi mereka benar-benar menjalankan perilaku gizi yang diajarkan, hal t

ersebut dapat menjadi suatu motivasi besar dan membuktikan bahwa pedoman yang diedukasikan bukan hanya awang-awang yang bersifat idealis saja tetapi dapat diterapkan secara nyata.”

(Narasumber opini: Elwina Meylentia Halim, S.Gz, Dietisien; Farah Aulia Rahma, S.Gz, Dietisien; Inas Nur Hafizhah, S.Gz, Dietisien; Latifah Mahdiyati, S.Gz, Dietisien dan Yusnia Pradhitya Wardhani, S.Gz, Dietisien)

 

Selamat Hari Gizi Nasional yang ke-62 dan Selamat atas Pelantikan Dietisien Baru Program Studi Profesi Dietisien Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM!

 

 

Tags: harigizinasional62 pelantikandietisienperiodeII
Universitas Gadjah Mada

Departemen Gizi Kesehatan
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada
Jl. Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta – 55281
Telp./Fax. : 0274 – 547775
Program Studi S1 Gizi | gizi@ugm.ac.id
Program Studi Profesi Dietisien | dietisien.fkkmk@ugm.ac.id

Berita Terakhir

  • Pengukuhan Guru Besar bagi Prof. Dr. Lily Arsanti Lestari, S.T.P., M.P. dalam bidang Gizi Dasar
  • Penuhi Gizi, Asihi Bumi: Kolaborasi dalam Upaya Food Waste Reduction bersama Komunitas Berbagi Bites Jogja
  • GENERAL LECTURER – DIET AND DISEASE PREVENTION

© Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju