Saat ini platform digital, termasuk aplikasi seluler dan perangkat yang dapat dipakai untuk catatan kesehatan elektronik dan kecerdasan buatan, semakin sering digunakan untuk mendorong kebiasaan makan sehat dan meningkatkan capaian kesehatan (Seid, 2024). Informasi dan teknologi digital, seperti aplikasi kesehatan seluler (mHealth), dapat digunakan untuk pendidikan gizi kesehatan masyarakat, advokasi, dan pemberdayaan individu untuk mengelola kesejahteraan mereka sendiri (Alain et al, 2020) serta untuk manajemen penyakit tidak menular (Cheah et al, 2024).
SDGs
Berdasarkan Laporan Kasus Keracunan Balai Besar POM di Semarang pada tahun 2022 terdapat 5 kasus keracunan makanan dengan jumlah korban sakit sebanyak 109 orang dan korban meninggal sebanyak 2 orang. Kasus keracunan terjadi di Kabupaten Pemalang, Demak, Semarang, Grobogan, dan Magelang . Kejadian keracunan makanan juga menjangkit 38 siswa Madrasah Ibtidaiyah Maarif Bulurejo, Dusun Cawang, Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang pada tahun 2022. Penyebab keracunan tersebut berasal dari makanan di sekolah.
Masalah gizi pada balita masih menjadi tantangan global yang perlu segera ditangani. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Provinsi D.I. Yogyakarta melaporkan prevalensi stunting dan underweight masing-masing sebesar 16,4% dan 15,1%. Salah satu penyebab malnutrisi pada balita adalah pola konsumsi pangan yang tidak memadai. Optimalisasi pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) berbasis pangan lokal yang kaya akan protein, energi, dan mikronutrien merupakan salah satu solusi untuk mendukung pertumbuhan balita.