Bangsa Indonesia saat ini mengalami masa transisi dimana kejadian kegemukan dan obesitas meningkat yang menggeser masalah gizi kurang. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh kementrian kesehatan RI, peningkatan kejadian obesitas ini muncul berbarengan dengan peninggakatan kejadian penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes mellitus dan stroke. Penyakit-penyakit tersebut saat ini menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi di negara ini.
Pola makan yang baik dan gaya hidup yang sehat merupakan komponen penting dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular. Dengan meningkatnya arus globalisasi kini masyarakat kita mulai banyak yang mengonsumsi makanan dan minuman dari negara Barat yang relatif kaya akan energi, lemak jenuh dan gula sederhana namun rendah zat gizi penting seperti protein, vitamin dan mineral. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan konsumsi pangan lokal.
Untuk mendukung hal tersebut mahasiswa Program Studi S1 Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran UGM melakukan penelitian dengan upaya menciptakan inovasi produk makanan lokal untuk diangkat ke ranah global. Penelitian ini juga mendukung misi UGM dalam upaya peningkatan penelitian yang mengakar pada budaya lokal. Mahasiswa prodi S1 Gizi Kesehatan FK UGM berhasil memperoleh 4 hibah dari Kementrian Riset dan Teknologi dalam Rangkaian Program Kreativitas Mahsiswa 2017. Dalam program PKM tersebut mahasiswa mengembangkan beberapa jenis makanan dan bahan pangan lokal untuk digunakan sebagai salah satu alternatif produk makanan ya mampu membantu mencegah penyakit tidak menular.
Penelitian Translational di Bidang Gizi
Penelitian yang didanai dalam skema PKM ini merupakan penelitian yang bersifat translational. Artinya adalah penelitian ini tidak hanya ditujukan untuk melihat efek dari pemberian produk makanan secara klinis, tetapi juga mempelajari mekanisme secara molekuler terhadap perubahan yang diakibatkan oleh produk makanan tersebut.
Bira Arumndari dkk mengkaji efek dari bekatul terfermentasi terhadap profil lipid dan short chain fatty acid (SCFA) di kolon tikus yang mengalami hiperkolesterolemia. SCFA merupakan produk hasil metabolisme serat diusus yang dianggap merupakan mediator penting dalam pencegahan hiperkolesterolemia. Dengan memanfaatkan produk yang sama yaitu bekatul terfermentasi, Anggi Laksmita Dewi dkk. Mengkaji efek dari pemberian produk makanan tersebut terhadap konsentrasi miRNA-29 di jaringan lemak tikus yang mengalami diabetes mellitus. MiRNA atau microRNA merupakan potongan dari RNA yang diperkirakan memiliki efek penting bagi kesehatan manusia. Kajian miRNA ini masih terbilang baru di bidang molekuler dan sedang banyak diteliti di berbagai belahan dunia.
Selain meneliti dan mengembangkan produk makanan sehat dari bekatul, mahasiswa Gizi Kesehatan UGM juga mengembangkan produk susu dari kacang-kacangan. Imroatus dkk. meneliti efek dari kacang kedelai terfermentasi terhadap tekanan darah dan gula darah pada tikus yang mengalami hiperkolesterolemia. Sekar Risdipta dkk mengembangkan produk susu dari kacang tanah sebagai alternatif penanganan obesitas. Dalam penelitian tersebut Sekar dkk. mengkaji peran dari susu kacang tanah terhadap produksi dari molekul serotonin. Molekul ini diperkirakan memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengendalikan nafsu makan.
Diharapkan dari rangkaian penelitian ini mahasiswa mampu berperan aktif dalam peningkatan inovasi pada pangan lokal dan membantu pemerintah dalam pencegahan penyakit tidak menular di Indonesia.