Gizi FK-KMK UGM. Gizi adalah salah satu percabangan ilmu kesehatan dengan stakeholder yang bervariasi, mulai dari kalangan akademisi, praktisi di rumah sakit, bisnis makanan dan katering, pusat kebugaran hingga pariwisata. Meskipun demikian, perkembangan ilmu gizi hanya berkutat di lingkaran kecil sesama akademisi dan praktisi, padahal masyarakat umum mungkin perlu untuk mengikuti perkembangan bidang ini. Untuk menjembatani hubungan antara akademisi dan masyarakat luar, Gizi Gama hadir. Akun instagram yang dikelola oleh dosen UGM Harry Freitag LM, S.Gz, M.Sc, RD ini bertujuan untuk menyajikan ilmu pengetahuan bagi komunitas (science 4 community). Setelah hadir dengan program pengabmas berjudul “Creating your own healthy meal: Edisi Mediterranean Diet” kini Gizi Gama meluncurkan program baru yang disebut sebagai Kelas Gizi.
Kelas Gizi : Community Empowerment di Era Sharing Economy
Beberapa kali diundang menjadi pembicara di acara seminar nasional, Harry Freitag merasa ada hal yang kurang yaitu interaksi dengan peserta. Hal ini sangat disayangkan, karena peserta adalah sumber masalah, ide dan juga jawaban. Ketika berada di mimbar, terdapat jarak antara pemateri dan peserta, seperti ada hierarki. Hierarki ini yang berusaha dihilangkan melalui melalui konsep acara ini. Seharusnya pemateri tidak lebih tinggi posisinya dibandingkan peserta, karena bisa jadi peserta punya banyak informasi yang justru punya nilai lebih. Terinspirasi dari sistem tutorial dengan peserta yang terbatas, kelas gizi ini dibuat untuk menciptakan koneksi dan interaksi. Hal ini diharapkan dapat membuat peserta merasa nyaman untuk sharing pengalaman, permasalahan dan ide.
Embracing fluidity : Tanpa SKP, Tanpa target peserta, Tanpa hotel mewah, Tanpa makanan prasmanan
Ilmu pengetahuan itu adalah untuk siapa saja, apapun background mereka. Sistem SKP dalam seminar adalah sistem yang diciptakan oleh generasi sebelum kita untuk memastikan bahwa yang datang merupakan golongan tertentu. Sistem SKP ini membuat kultur dimana orang selalu bertanya, SKPnya berapa. Apakah lebih banyak berarti lebih bagus? Dalam Kelas Gizi yang akan diadakan, memang sengaja tidak mengurus SKP karena membuka kesempatan ini bagi siapa saja untuk berpartisipasi. Lagipula ini soal informasi dan ilmu, angka menjadi menjadi tidak terlalu relevan.
Budaya Nongkrong di Cafe dan Platform Startup
Kelas Gizi, meskipun pematerinya dosen dari UGM, tidak menggunakan platform UGM sebagai penyelenggaranya. Selain karena tidak ingin pusing dengan birokrasi yang berbelit (ala UGM), kami ingin lebih banyak berinteraksi dengan kalangan milenial dan Gen Z, di platform startup yang baru. Salah satunya adalah kerjasama dengan Selenago dalam penyelenggaraan acara. Selenago (https://selenago.com) merupakan startup di bidang leisure dimana anak muda jaman sekarang bisa menemukan aktivitas- aktivitas menarik untuk mengisi waktu luang mereka. Kami ingin berdifusi atau masuk dalam circle itu sehingga “science” yang kami bawa bisa lebih relevan bagi publik. Tidak hanya itu, mini seminar ini akan diadakan di cafe, tempat dimana komunitas-komunitas dan orang muda berkumpul. Bukan di hotel mewah milik perusahaan dan korporasi multinasional. “Kami bangga menggunakan platform startup lokal dengan tempat dari cafe kecil milik pengusaha lokal.” Afterall, bukankah itu semangat UGM untuk mengakar pada sistem ekonomi kerakyatan. (Gizi)