Gizi FK-KMK. Berbagai studi ilmiah sudah sejak lama menjelaskan mengenai manfaat diet Mediterranean untuk kesehatan dan pencegahan penyakit tidak menular. Diet Mediterranean bukan merupakan diet spesifik tetapi merupakan kumpulan kebiasan makan secara tradisional yang dianut oleh penduduk di berbagai negara di sekitar laut Mediterranean. Karakteristik dari diet ini adalah mengonsumsi buah, sayur, polong-polongan, dan karbohidrat komplek dalam jumlah yang tinggi, mengonsumsi ikan dalam jumlah sedang, serta menggunakan minyak zaitun sebagai sumber utama lemak. Berbagai penelitian epidemiologi membuktikan bahwa diet Mediterranean terbukti mengurangi angka kematian akibat penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah.
Dalam rangka pelaksanaan salah satu Tridharma Perguruan Tinggi, staf Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) yaitu Harry Freitag LM, M.Sc., RD dan Fasty Arum Utami, S.Gz., M.Sc menyelenggarakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Pengabmas) dalam bentuk Workshop Creating Your Own Healthy Meal dengan topik Diet Mediterranean. Kegiatan ini terlaksana dengan adanya dukungan Hibah Pengabmas Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM TA. 2019.
Workshop diselenggarakan di Balakosa coffee shop yang terletak di Nologaten, Yogyakarta pada Sabtu (24/08). Peserta kegiatan tersebut berjumlah 20, mereka sangat antasias karena memperoleh informasi mengenai diet Mediterranean dan manfaatnya bagi kesehatan serta praktik pembuatan menu Mediterranean yang dapat diterapkan dalam pola makan sehari-hari secara mudah. Kegiatan ini diawali dengan pemaparan materi mengenai diet Mediterranean dan manfaatnya bagi kesehatan berdasarkan hasil penelitian oleh Harry Freitag dan praktik membuat menu Mediterranean berupa salad dan veggie wrap yang dipandu oleh Fasty.
Menurut Harry, masyarakat Indonesia saat ini membutuhkan makanan baru yang sesuai dengan jenis aktivitasnya. “Kita membutuhkan resep-resep masakan baru yang diciptakan khusus bagi generasi saat ini. Karena keadaan tempat tinggal serta pekerjaannya, masyarakat saat ini tidak banyak aktif bergerak. Masakan sayuran seperti lodeh dan gudeg adalah jenis masakan yang padat energi sehingga cocok untuk orang yang setiap harinya mempunyai aktivitas fisik yang berat seperti bertani atau berladang, bukan untuk generasi masa kini yang bepergian dekat saja menggunakan kendaraan bermotor,” jelas Harry.
Pada acara ini, para-peserta diajak langsung untuk membuat menu Mediterranean diet menggunakan bahan-bahan organik yang diperoleh langsung dari petani lokal. Menurut Ula Bone, salah satu peserta workshop, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat menyenangkan karena semua informasi dijelaskan secara detail, dari awalnya tidak tahu apa itu diet Mediterranean sampai akhirnya tahu dan bias membuat sendiri menu-menu diet Mediterranean. Menurutnya, ini sangat keren.
Melihat kebermanfaatannya luas, mudah diaplikasikan, tetapi belum banyak masyarakat yang mengetahui informasi ini, kedepannya, Harry dan Fasty berencana menuliskan mengenai resep-resp menu Mediterranean sekaligus manfaatnya secara spesifik bagi kesehatan.
Kontributor Berita : Fasty Arum Utami
Kontributor Foto : Febria Ari Wahyudi & Mufid Salim