Program Studi Gizi Kesehatan, FKKMK, Universitas Gadjah Mada adalah salah satu program studi gizi terkemuka di Indonesia dan selalu berusaha menjadi barometer perkembangan ilmu gizi di kawasan Asia Tenggara. Hal ini tertuang dalam visi dari program studi untuk menjadi program studi yang bereputasi internasional. Setelah beberapa bulan yang lalu prodi Gizi Kesehatan kedatangan mahasiswa dari Flinders University, Australia, kini salah satu dosen dari program studi ini Harry Freitag M.Sc, RD melakukan penelitian di Newcastle University, Inggris.
Pada penelitian tersebut, Harry bekerjasama dengan Prof. John Mathers dan Dr. Fiona Malcomson dari Human Nutrition Research Center, Institute of Molecular Medicine, Newcastle University. Kegiatan penelitian yang di awali pada bulan September 2018 ini mendapatkan grant/hibah dari Konsorsium Nutrigenomik Uni Eropa atau NuGO. Dalam penelitian ini, Harry mengkaji interaksi antara diet, genetik, dan inflamasi terhadap kejadian obesitas dan penanda awal penyakit kanker kolon pada masyarakat Inggris.
Obesitas dan kanker kolon
Obesitas atau kegemukan adalah masalah kesehatan yang banyak terjadi di negara maju dan kini mulai bermunculan di negara negara berkembang. Meskipun terdengar sepele, kelebihan berat badan dapat membahayakan nyawa seseorang karena dapat meningkatkan risiko seseorang kejadian penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus dan kanker. Berdasarkan data WHO tahun 2016, sebanyak lebih dari 72% atau tiga perempat kematian di Indonesia diakibatkan oleh penyakit tidak menular. Sebelumnya telah banyak riset yang menghubungkan obesitas dengan penyakit jantung, stroke dan diabetes akan tetapi hubungan antara kondisi status gizi lebih ini dengan penyakit kanker, terutama kanker kolon, masih belum banyak diketahui. Salah satu teori yang saat ini berkembang adalah produksi leptin berlebihan yang terjadi pada orang dengan obesitas mampu menginduksi peradangan sistemik (inflamasi) serta kecenderungan munculnya kanker pada saluran pencernaan. Leptin merupakan molekul yang dilepaskan oleh sel-sel lemak dan berperan penting dalam pengaturan metabolisme energi dan nafsu makan di otak. Belakangan diketahui bahwa leptin yang berlebihan mampu menyasar sel-sel di jaringan selain otak dan menginduksi perubahan molekuler.
Penelitian ini menarik karena studi yang dilakukan merupakan studi preventif dimana peneliti tidak melibatkan pasien kanker. Ratusan subjek yang terlibat dalam penelitian ini merupakan individu dewasa sehat yang menjalani kolonoskopi untuk melihat ada tidaknya polip yang merupakan penanda awal munculnya kanker. Untuk saat ini, jenis studi seperti ini masih sulit dilakukan di Indonesia terutama dari segi metodologi dan etik.
Bagi Harry Freitag yang dalam 10 tahun terakhir banyak melakukan riset di bidang obesitas dan manajemen berat badan, melakukan studi di bidang kanker merupakan hal yang baru dan menjadi tangangan tersendiri. Harapannya adalah ke depan gizi dapat menjadi topik yang diperhitungkan dalam kajian pencegahan dan penanganan kanker di Indonesia. Bagi UGM yang beberapa bulan lalu meresmikan kerjasama ini melalui penandatanganan MoU, kegiatan ini merupakan kesempatan yang strategis untuk pengembangan keilmuan di bidang gizi. Newcastle University merupakan salah satu pionir riset di bidang nutrigenomik dunia. Dengan adanya kerjasama ini diharapkan Divisi Gizi Molekuler yang terdapat prodi S1 Gizi Kesehatan juga dapat ikut berkembang.
sdr