Permasalahan gizi di Indonesia saat ini semakin komplek seiring arus perubahan global yang mempengaruhi budaya dan pola makan sebagian masyarakat Indonesia. Disisi lain, tidak sedikit pula masyarakat yang masih memiliki tingkat pengetahuan mengenai gizi yang rendah dan kurangnya kesadaran dalam berperilaku sehat. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan upaya perbaikan gizi dan perubahan perilaku sehat di masyarakat adalah ketersediaan tenaga gizi yang berkualitas dan kompeten sehingga mampu memberikan asuhan gizi klinik, edukasi yang baik dan mengena ke masyarakat. Namun, kompleksitas permasalahan gizi di Indonesia ini tentunya berbeda dengan permasalahan gizi yang terjadi di negara lain, sehingga sejak tahun 2016 dengan tujuan mengenalkan kepada mahasiswa asing terkait permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia khususnya Yogyakarta dan memperlihatkan bagaimana peran ahli gizi di bidang gizi klinik, masyarakat dan institusi dalam memberikan asuhan gizi di Rumah Sakit dan masyarakat. Departemen Gizi Kesehatan FKKMK menyelenggarakan Program Elektif dengan judul ”Introduction to Nutrition Problems in Indonesia”. Saat ini, universitas mitra luar negeri yang telah berpartisipasi sejak tahun 2016 adalah Flinders University Australia.
Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 21 April – 12 Mei 2018 ini diikuti oleh dua mahasiswa dari Nutrition and Dietetic Flinders University yang telah menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana dan akan menempuh pendidikan profesi. Selama mengikuti program, mahasiswa Flinders mendapatkan 12 kali in class lectures dari staf dosen Departemen Gizi. Pada kegiatan ini mahasiswa mendapatkan pengetahuan mengenai hasil-hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat dosen gizi UGM terkait permasalahan gizi di Indonesia.
Selain itu, mereka juga mengikuti clinical dan community placement. Dalam kegiatan clinical placement, mahasiswa diajak untuk berkunjung ke RS UGM untuk mengetahui bagaimana peran ahli gizi RS dalam memberikan asuhan gizi klinik ke pasien, selain itu juga mereka juga diajak untuk hospital tour. Mahasiswa Flinders juga berkesempatan untuk mengunjungi RSUP. Dr. Sardjito, mereka mengamati tahapan perencanaan sampai persiapan menu diet pasien di Instalasi Gizi RSUP. Dr. Sardjito. Mereka juga diajak ke International Cancer Centre (ICC) RSUP. Dr. Sardjito yang telah melayani pasien sejak tahun 2015, dimana ICC diharapkan dapat memberikan pelayanan paripurna yang lebih baik lagi kepada pasien, terutama pasien kanker. Dalam kunjungan ini, mahasiswa Flinders melakukan interaksi langsung dengan pasien di ICC dengan didampingi Ahli Gizi dan tenaga medis.
Community placement juga merupakan salah satu kegiatan yang memberikan mahasiswa pengetahuan mengenai peranan Ahli Gizi di masyarakat dalam memberikan edukasi mengenai gizi dan perilaku hidup sehat. Pada kesempatan ini mahasiswa diajak terjun ke masyarakat bersama Ahli Gizi dari Puskesmas Seyegan, Mlati 2, Ngemplak 2 dan Rumah Pemulihan Gizi (RPG). Di Puskesmas Seyegan mahasiswa diajak untuk memberikan edukasi kepada anak-anak sekolah mengenai jajanan sehat, di Puskesmas Mlati 2 mahasiswa diajak untuk mengikuti penyuluhan Ahli Gizi pada lansia dan ibu menyusui. Sedangkan di Puskesmas Ngemplak 2 mahasiswa diajak untuk melakukan penyuluhan pada ibu menyusui dan gizi pada balita, di Ngemplak mahasiswa juga berkesempatan untuk mengunjungi komunitas Ayah Peduli ASI, dimana komunitas ini terbentuk sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat terhadap pemberian ASI Eksklusif. RPG merupakan salah satu program Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk mengatasi permasalahan anak gizi kurang, dalam kesempatan ini mahasiswa diajak untuk mengetahui bagaimana alur anak gizi kurang mendapatkan perawatan di RPG hingga bagaimana membuat makanan cair untuk anak gizi kurang.
Disela-sela kegiatan dalam kelas maupun luar kelas, mahasiswa Flinders berkesempatan untuk melakukan sharing pengalaman sebagai mahasiswa dalam kegiatan kemahasiswaan maupun kegiatan pendidikan di Flinders University dengan Himpunan Mahasiswa Gizi Kesehatan UGM (HIMAGIKA).
Selama program berlangsung mahasiswa mendapatkan program ekskursi setiap akhir minggu, mereka diajak untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di Yogyakarta, seperti Kaliurang (lava tour, Museum Ullen Sentallu, Museum Gunung Merapi), wisata budaya ke Desa Tembi (membatik, membuat tembikar), Imogiri (hutan pinus mangunan, permakultur di Bumi Langit Institute), melihat sunrise di Candi Borobudur dan melakukan aktifitas cave tubing di Gua Pindul dan snorkeling di Pantai Sadranan Gunung Kidul.
Dalam program selama tiga minggu mahasiswa Flinders telah mendapatkan pengetahuan mengenai permasalahan gizi di Yogyakarta baik dikelas maupun diluar kelas sehingga diakhir program mahasiswa dapat merefleksikan apa yang telah mereka peroleh dalam sebuah laporan proyek yang harus mereka presentasikan sebagai penilaian akhir. (Adhe)